Secara alamiah sebenarnya tubuh mempunyai kemampuan membersihkan sisa metabolisme melalui proses detosifikasi. Namun, proses detosifikasi kadang tak berjalan sempurna karena organ tubuh mengalami kemunduran fungsi.
Dijelaskan oleh Dr. Veronica N.K. Dewi Kalay, M. Biomed., dari Klinik Valentino Jakarta, tubuh akan terpapar racun bila kita mempunyai kebiasaan merokok, kecanduan alkohol, tergantung obat-obatan, kurang olahraga dan mudah stres. Juga jika kita sering mengonsumsi makanan yang diawetkan dan makanan cepat saji, serta kurang serat (seharusnya satu hari minimal lima porsi buah dan lima porsi sayuran).
Sumber Penyakit
Kondisi malanutrisi karena sebab di atas mengakibatkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, sistem tubuh pun tidak berfungsi efisien. Akibatnya, tubuh didera berbagai penyakit. Misalnya, bila organ hati bekerja terlalu keras dan tidak efisien, penyakit kuning dan batu empedu akan terjadi.
Dr. Veronica menyebut detoksifikasi sebagai suatu proses eliminasi atau menetralkan racun (toksin) di dalam tubuh. Tindakan itu untuk membuang timbunan sampah sisa metabolisme yang terakumulasi di dalam tubuh selama bertahun-tahun.
Tujuan detoksifikasi adalah membersihkan toksin yang merusak sel-sel tubuh, memungkinkan atau memampukan tubuh untuk menyembuhkan diri sendiri, mengembalikan kendali fungsi dan keseimbangan alami organ tubuh secara optimal, menambah energi bagi tubuh untuk melakukan proses metabolisme dan memperbaiki setiap kerusakan yang terjadi. Juga untuk memperbaiki peredaran darah dan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki sel yang rusak (revitalisasi) dan menjaga keseimbangannya, membangun sistem kekebalan tubuh, serta memperpanjang usia dan membuat awet muda.
Mengapa Perlu
Dijelaskan Dr. Veronica, pada dasarnya toksin menyebabkan iritasi tubuh dan memberikan efek yang merusak. Racun tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh sehingga melemahkan elemenasi toksin, sistem kekebalan, sistem peredaran darah, merusak sistem pencernaan, sistem penyaringan dan sistem endokrin.
Tubuh memang mempunyai sistem detoksifikasi secara alamiah. Hati, misalnya, bertugas mengambil racun yang memasuki tubuh melalui makanan dan minuman, lalu mengubah ke dalam bentuk yang bisa digunakan oleh tubuh, menyimpan dengan aman atau membuangnya. Ginjal berfungsi dalam filtrasi sisa racun dari darah dan membuangnya dari tubuh dalam bentuk urin. Organ ini juga bertanggung jawab menjaga agar cairan di dalam tubuh berada dalam jumlah yang tepat.
Namun, kemampuan tubuh mengatasi toksin kini mulai diragukan karena berbagai sebab. Dalam keadaan stres berkepanjangan, tubuh bisa mengalami gangguan pencernaan sehingga proses pengeluaran racun menjadi lamban dan pemrosesan produk sisa di dalam tubuh tidak efisien. Ketidakseimbangan tersebut akan menurunkan vitalitas dan menyebabkan gangguan tubuh yang makin parah.
Apa yang terjadi bila tubuh tidak didetoksifikasi? Toksin dalam tubuh dapat terkumpul lebih cepat dan menyebabkan terjadinya penyakit kronis maupun degeneratif. Antara lain kelelahan, sakit tulang belakang, sakit kepala, demam, hipertensi, obesitas, jantung, kanker, diabetes, konstipasi, diare, rematik, wasir, osteoporosis, jerawat, bintik-bintik dan noda di wajah, gejala alergi tehadap bahan kimia serta infeksi (hepatitis, campak, antraks) dan asam urat.
Kamis, 23 Juli 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar